Bismillah, Alhamdulillah. Sholawat dan salam
semoga tetap mengalir lembut dari relung-relung kefitroan umat akhir zaman ke
pada sanjungannya , Nabi Muhammad SAW. Wa Ba’du.
Manusia dengan segalah kelebihan dan
kekurangannya, telah menjadi makhluk yang paling berbeda dengan makhluk-makhluk
lainya. Satu-satunya makhluk yang berani menerima Amanah berat dari Allah SWT. Di
mana tidak ada satupun Makhluk ciptaan-Nya selain manusia yang berani menerima amanah tersebut.
Keberanian manusia dalam memikul hal-hal berat
inilah yang nampaknya selalu diwariskan dari satu generasi ke generasi
berikutnya tanpa ada sekat yang akan memutuskannya. Mulai dari umat terdahulu hingga
umat akhir zaman ini, kita bisa melihat bahwa ada kesamaan antara keduanya,
yakni hobi dengan perkara-perkara yang berat (Amanah).
Allah SWT sebelum menawarkan Amanah-Nya kepada
manusia, terlebih dahulu Allah tawarkan kepada langit, namun langit menolaknya
karena takut dengan konsekwensinya yang bergitu berat. Kemudian Allah tawarkan
amanahnya kepada bumi, namun sama dengan langit, bumi takut dengan konsekwensi
yang begitu berat pula. Setelah Allah tawarkan amanahnya kepada langit dan bumi,
Allah menawarkannya kepada gunung, gunung yang kita lihat tinggi menjulang,
dengan kerasnya bebatuan yang menyusunnya, namun apa yang di katakana gunung ?,
ternyata sama dengan langit dan bumi, gunungpun tak berani menerima amanah-Nya
tersebut.
Lalu, apakah yang dimaksud dengan amanah ini,
sehingga tiga makhluq-Nya yang bergitu mempesona, begitu perkasa, tak berdaya
untuk memikulnya ?. para generasi salaf baik sahabat dan tabi’in telah
memberikan definisi dari Amanah. Qotadah mengatakan Amanah adalah Agama,
Kewajiban-kewajiban, dan batasan-batasan. Sedangkan Malik dari Zaid ibn Aslam
mengatakan Amanah adalah Sholat, Puasa, dan Mandi Janabah. Dari definisi-definisi
generasi Salaf tersebut, Imam ibnu Katsir memberikan kesimpulan bahwa amanah
yang sangat ditakuti oleh langit, bumi dan gunung ini adalah Taklif, yang
termasuk di dalamnya perintah-perintah dan larangan-larangan-Nya. Jika dilaksanakan
akan mendapat pahala, dan jika ditinggalkan akan mendapat azab.
Namun, dari makhluk-makhluk ciptaan Allah,
tampillah satu makhluk dengan berbagai nafsunnya dan kelemahannya, menyatakan
sanggup untuk memikul amanah-amanah berat tersebut.
Amanah bukanlah hal yang sepeleh, amanah
bukanlah permainan anak-anak. Namun amanah adalah perkara yang menjadikan
manusia mendapat pahalah jika melaksanakannya dan mendapat azab jika
meninggalkannya. Dan hanya kepada Allah lah kita meminta pertolongan supaya
Allah menguatkan kita dalam memikul amanah-Nya, sehingga kita tidak termasuk
dari golongan orang-orang munafiq dan orang-orang Musyrik. Wallahu Alam. *CakHi£
Refrensi :
Al Quran Al Karim
Tafsir Ibnu Katsir