Seorang muslim
yang dicintai oleh Allah akan selalu diuji untuk meningkatkan kualitas iman dan
taqwanya serta menguji apakah dia benar-benar loyal terhadap keimanannya
tersebut. Dari sekian banyak orang islam, tidaklah banyak orang yang tahan dengan ujian yang
Allah berikan, wal hasil mereka menempuh jalur cepat dalam rangka menuntaskan
problematika kehidupanya. Dan Cuma sedikit dari orang islam yang mampu
menyelesaikan berbagai problematikanya dengan do’a dan ikhtiar, yang semua itu
akan menjadikan orang seperti ini mendapatkan kualitas loyalitas terhadap
imanya kepada Allah Ta’ala.
Problematika
kehidupan memang adakalanya berat dan adankalanya ringan. Namun bagi seorang
yang benar loyal, maka seberat apapun problema kehidupan akan dianggapnya ringan,
karena mereka yakin bahwa Allah akan
memberi kemudahan bagi problematika mereka. Disamping itu mereka selalu berhuznudhon
terhadap segala yang menimpah mereka dan tidak terbesit sedikitpun rasa
frustasi dengan problematika yang mereka hadapi.
Ketika
seseorang sudah menjadikan Allah sebagai sandaran dalam segala problematika,
maka tidak akan perna seseorang itu merasakan beratnya hidup. Mereka jalani
dengan bahagia tanpa ada rasa kecawa. Namun bukan berarti pasra dengan takdir.
Memang kunci
dari semua ini adalah selalu meminta
bantuan dan pertolangan kepada Allah dan berikrar hanya menjadikan Allah sebagai tempat sandaran
hidup dan tempat mengadu bagi segala problematika kehidupan, kemudian
mengimplemantasikanya dalam kehidupan nyata. Kalau sudah sepeti ini, maka
sekali lagi tidak ada yang sulit selagi kita selalu bersandar pada Allah Ta’ala.
Namun akan
nampak sangat berbeda ketika seorang itu hanya mengikrarkan keimananya saja
tanpa mau mengimplementasikanya dalam kehidupan. Artinya tidak menjadikan Allah
sebagai tempat bersandar dan meminta pertolongan, maka Segala problematika
mereka akan terasa begitu berat bahkan tidak jarang menjadikan bunuh diri
sebagai jalan keluarnya. Padahal Allah sangat melarang berputus asa dari rahmatnya.
Problem demi problem yang menerpa
mereka, akan semakin menjadikan mereka sedih dan lupa diri, sehingga mereka
mencari solusi luar selain Allah. Mereka mendatangi dukun untuk menyelesaikan
permasalahan ekonominya. Mereka membunuh sainganya karena kalah dalam bersaing,
mereka menfitnah tetangganya karena keirian dan kedengkian atas nikmat yang
tetangganya peroleh, dan lain sebagainya.
Jika seudah semacam ini,
benar-benar kehidupan mreka akan hancur lebur tidak hanya di dunia tapi akan
hancur pula kehidupan mereka di akhirat. Padahal tujuan utama dari pemberian
problematika oleh Allah adalah untuk mengujia siapa yang pantas untuk
mendapatkan kualitas dan derajat yang lebih tinggi, tapi ternyata problema bagi mereka adalah sesuatu yang
menghancurkan kehidupan mereka. Na’udzu billah……………