Sama dalam Penentuan Awal dan Akhir Puasa itu Lebih Indah



written by : Hilal Ardiansyah Putra

Inilah bulan yang paling ditunggu-tunggu umat islam sejagat, bulan ini bulan yang penuh dengan makna. Dan sebuah kewajiban bagi kita untuk menjadikan momen ramadhan ini sebagai ladang bagi kita untuk terus menambah keimanan kita kepada Rabb Alam Semesta.


Namun dibalik dari kenikmatan dan keberkahan bulan ini, sering kali dinodai oleh oknum-oknum yang sengaja ingin memeceh belah persatuan umat islam. Di antaranya adalah tentang penentuan awal ramadhan. Sudah sering masyarakat seperti kita menjadi korban. Penentuan awal puasa yang sering berbeda sering kali memunculkan konflik di kalangan bawah. Sampai kapan ini akan terjadi ?

Ya memang semuanya punya dasar dan dalil masing-masing, namun alangkah baiknya jika para pemimpin ormas bersatu untuk menjadikan  satu dalil dan satu pengertian sebagai dasar pijakan penentuan awal berpuasa.

Sudah sangat rindu rasanya bisa merasakan nikmatnya memulai puasa bersamaan dan mengakhiri puasa bersamaan pula, dunia akan Nampak lebih indah dan tenang. Pemukiman muslim akan lebih ramai dengan suara takbir malam hari raya, hati dan perasaan akan lebih lega karena bisa bersilatur rahmi kesanak saudara yang berbeda faham, dan lain sebagainya.

Tidak ada yang salah sebenarnya, hanya saja masih banyak di antara para pemimpin ormas yang gengsi apabila harus mengikuti faham ormas lainya. Mereka takut kalau dikatakan pengikutnya tidak konsisten menjalankan tradisi dan semisalnya.

Malahan banyak dari pemimpin ormas yang membodohi warganya dengan menggunakan dalil kalau perbedaan adalah rahmat, sungguh lancang dan keliru. Kalau perbedaan dikatakan rahmat, berarti persatuan adalah bencana. Perbedaan yang mereka timbulkan, yang mereka katakana rahmat malah menjadi bencana di masyarakat awam. Yang saling mengejek satu sama lain bahkan lebih parahnya suka menuduh ormas lain melakukan takfiir atau mengkafirkan ormas lain.

Perbedaan yang mereka katakana rahmat juga tak jarang menjadikan masyarakat ibarat kutub negative dan positif yang saling tolak menolak bahkan dapat memicu ledakan dasyat. Sudahlah cukup sampai disini saja perbedaan itu. Masyarakat seperti kita sudah bosan dengan perbedaan, memang tak mungkin perbedaan itu lenyap, namun setidaknya kita bisa bersama menghilangkan perbedaan dalam hal penentuan awal dan akhir puasa ini. biar  ibadah lainya berbeda, cara ibadah lainya berbeda, namun sekali lagi kami berharap penentuan awal dan akhir puasa bisa sama.

Sekarang kami serahkan kepada mereka, tapi kami tetap berharap awal dan akhir bisa bersamaan minimal di Negara tercinta kita.

Written by

We are Creative Blogger Theme Wavers which provides user friendly, effective and easy to use themes. Each support has free and providing HD support screen casting.

 

© 2013 IPM Solokuro. All rights resevered. Designed by Templateism

Back To Top