Oleh penulis pemula : Cak
Hilal
Beberapa hari yang lalu, saya
mendengarkan sebuah pengajian yang di adakan oleh sebuah perguruan di desa
saya, dalam pengajian tersebut sang penceramah memberikan sebuah ungkapan yang
cukup menarik bagi saya, kurang lebih ungkapan tersebut berbunyi “yang edan itu bukan dunianya, tapi manusianya yang
edan. Dunia itu tetap ngak berubah, yang berubah itu manusianya”.
Statemen tersebut membuat saya berfikir, memang benar. Bumi
dari dulu ya seperti ini. Hukum alam atau sunnatullah juga tetap, namun yang
berubah adalah manusianya. Manusia telah berevulusi, bukan evulusi bentuk namun
evulusi pemikiran, sifat dan tingkah laku.
Tingkah laku manusia zaman demi
zaman akan terus berkembang, sampai titik penghabisan yang biasa kita sebut
kiamat. Selama oksigen di bumi masih ada, dan bencana kiamat belum datang, manusia tidak akan berhenti untuk mengevolusikan dirinya menuju tingkatan evulusi yang lebih tinggi. Kita tidak tahu evulusi tingkat tinggi itu seperti apa, namun yang jelas evulusi sifat, pemikiran, dan tingkah laku akan terus berlanjut sampai hari kiamat.
kiamat. Selama oksigen di bumi masih ada, dan bencana kiamat belum datang, manusia tidak akan berhenti untuk mengevolusikan dirinya menuju tingkatan evulusi yang lebih tinggi. Kita tidak tahu evulusi tingkat tinggi itu seperti apa, namun yang jelas evulusi sifat, pemikiran, dan tingkah laku akan terus berlanjut sampai hari kiamat.
Terkadang kita salah ketika kita
berucap, kita sering menyalahkan tuhan, manyalahkan pengatur jaga raya ini
seolah-olah tuhanlah yang salah. Kita harus menghentikan ucapan-ucapan seperti
itu. Sebab tak lain dan tak bukan penyebab bumi menjadi seperti ini adalah kita
sendiri umat manusia.
Sebelum kita bebicara lebih jauh,
perubahan bumi yang saya maksud di sini adalah perubahan mengapa kehidupan di
bumi ini berbeda dengan kehidupan yang ada pada masa lalu. Perubahan kehidupan bisa dalam aspek
pemikiran, sifat, dan tingkah laku. Perubahan kehidupan di bumi juga bisa kita
artikan keadaan sosial dan keadaan alamnya. Dan seterusnya. Nah dari semua
perubahan tersebut, saya menyimpulkan ada tiga faktor utama yang mempengaruhi
kehidupan di bumi ini, yang pertama adalah perubahan pemikiran, yagn kedua
perubahan sifat dan yang ketiga adalah perubahab tingkah laku.
Sekarang kita telusuri dan kita
bandingkan antara pemikiran, sifat dan tingkah laku orang-orang terdahulu
dengan orang-orang yang ada di abad millennium ini yang menjadi faktor
perubahan kehidupan.
Pemikiran
Kita berfikir sejenak dan
membayangkan bumi beberapa decade yang lalu, kemudian kita lihat dengan mata
telanjang kea rah perkotaan di abad ini. Apa yang anda simpulkan ?
Ya memang keadaan telah berubah,
sagat besar berubahan tersebut. faktor pertama yang mempengaruhi perubahan ini
adalah evulusi pemikiran. Coba anda fikir bagaimana pemikiran orang-orang
terdahulu dengan pemikiran orang-orang sekarang ! jauh berbeda.
Sekarang kita kerucutkan
pemikiran orang dahulu dan sekarang dalam hal kehidupan. Orang dahulu berfikir jika kehidupan ini adalah
surga yang tidak perlu untuk dicari, artinya kenikmatan dan kebahagiaan orang
dahulu itu tidak sesusah zaman sekarang untuk mencarinya. Sebab pemikiran
mereka hanya terfokus dalam menjalani hidup demi hidup mereka. Tidak memikirkan
kehidupan di zaman yang akan datang. Mereka menikmati hari mereka. Tidak
terpenjara oleh kejadian di hari lalu
dan tidak binggung untuk menghadapi hari esok.
Di saat manusia focus pada sebuah
keadaan, maka tidak aka nada rasa kurang dalam keadaan tersebut. sehingga
manusia tidak pelrlu lagi berfikir bagaimana hari esok. Dulu ya dulu, sekarang
ya sekarang, dan besok ya besok. Tidak ada campur antara dulu, sekarang, dan
besok.
Sekarnag kita lihat pemikiran
orang zaman sekarang, terbelenggu. Artinya orang sekarang itu fikiranya tidak
bisa terlepas dengan kejadian waktu lampau dan masa mendatang. Semuanya
difikirkan, tidak ahanya hari ini saja. Kemudian jika manusia itu sudah
berfikir bagaimana masa depanya, maka manusia akan berusaha untuk menatanya
sedini mungkin. Ini bukan hal yang keliru, bahkan ini adalah hal yang bagus. Namun
akan berubah jika niat untuk memikirkan masa depan itu dijadikan sebuah ambisi, sehingga berbagai
cara dihalalkan untuk merai masa depan yang diinginkan tersebut.
Hal di atas merupakan sekelumit
perbedaan pemikiran antara orang dulu dengan sekarang yang menyebabkan
kehidupan di bumi ini berbeda, dan masih
banyak lagi perbedaan pemikiran yang menjadi faktor perubahan kehidupan.
Sifat
Temtu kita sudah tidak asing
dengan para pejabat yang ada di Negara tercinta kita ini, mereka begitu
rakusnya hingga harta yang bukan haknya dikoleksi direkening pribadinya.
Mobil-mobil mewah berderet di garasi dan rumah-rumah mewa tersebar di
mana-mana.
Begitulah sifat, sifat para
pejabat. Sebenarnya tidak hanya pejabat yagn punya sifat seperti itu, namun
orang-orang di sekeliling kita juga banyak yang memiliki sifat seperti itu.
Perubahan sifat manusia juaga menjadikan faktor mengapa kehidupan di bumi ini
berubah. Kalau begini, siapa yagn aedan, manusianya atau buminya ?.
Ada yang mengatakan kalau manusia
sekarang memiliki sifat seperti ini adalah hasil dari didikan alam yang
diharuskan untuk terus bersaing guna mendapatkan keduudkan dan harta. Namun itu
salah besar, alam tidak punya andil untuk mempengarui sifat luhur manusia
menjadi sifat kabur yang menyengsarakan yang lainya.
Hanya ada satu kata “nafsu
binatang”. Nafsu yagn dipelihara manusia jaman sekarang.,sifat mansuia yang
sebenarnya luhur, baik, dan tidak gila harta. Berubah begitu saja ketika
manusia memelihara sifat binatang ini.
Kita bandingkan lagi, orang dahulu
mempunyai sifat yang ramah, dan jarang
sekali yang mempunyai nafsu binatang. Namun sekarang sering dan banyak kita
jumpai orang-orang yang mengingoni nafsu binatang ini dalam dirinya.
Perubahan sifat manusia
setidaknya menjadikan faktor kedua mengapa kehidupan di bumi ini berubah,
berubah menjadi bumi yang penuh dengan persaingan memupuk harta dan bukan persaingan menabung pahala untuk
hari esok yagn lebih sempurna dan jaya.
Tingkah laku
Kalo ngak punya pacar itu ndeso,
kalo ngak punya motor bagus itu ndeso, kalo ngak roko’an itu ndeso,
kalo ngak mendem itu ndeso. Sering kita dengan ucapan-ucapan
seperti itu. Dan seing pula kita jumpai orang yagn termakan omongan seperti
itu. Dan lebih parahnya, muda-mudil-lah yang menjadi sasaran empuk
omongan-omongan seperti itu.
Tingakah laku manusia telah
melenceng, melenceng begitu jauh. Sekarang kita perhatikan saja sekeliling
kita, bagaimana keadaan tingkah laku manusianya, terutama muda-mudi ?, kemudian
simpulkan sendiri, apakah tingkah laku mereka mempengaruhi kehidupan ini ?,
saya yakin anda dapat menarik sebuah kesimpulan.
Pergaulan aneh telah berkembang,
dahulu orang itu biasa-biasa saja tingkah lakunya kalo sekarang kata orang tua kakeen
pola. Ya memang benar, tingkah laku telah beruba. Semuanya menggunakan kata
gengsi ne gak ngono. Teknologi semisal handphone, ipad dan sejenisnya
sekarang telah berubah dari nilai fungsi ke nilai gengsi, dari nilai keperluan
menjadi nilai pajangan dan kebanggaan. Itu semua karena tingkah laku yang kata
orang jawa kakeen pola.
Tingkah laku menjadi faktor nomor
tiga setelah pemikiran dan sifat yang menyebabkan kehidupan di bumi ini seperti
ini. Sekarang jika kita ingin mengembalikan kehidupan ini menjadi lebih baik
maka kita harus berubah. Bolelah kita berevulusi pemikiran namun jangan lupakan
keimanan, bulelah kita berevulusi sifat tapi jangan tinggalkan ketaatan,
boleleh kita berevulusi tingkah laku tapi jangan pernah kita tinggalkan rasa
malu.
Insya Allah, Allah akan selalu
menjaga dan menjaga bumi ini selagi manusianya juga mau menjaga. Dan Allah
tidak akan perna ragu untuk menghancurkan bumi ini jika manusia juga suka
berbuat kerusakan di muka bumi.